Tragedi duka yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada 1 Oktober 2022 lalu, terus mendapat perhatian dan pengawalan oleh publik sepak bola Indonesia. Data terbaru menyebutkan, peristiwa kelam di markas AREMA FC itu membuat 131 orang meregang nyawa.
“Jumlah total korban 678 orang terdiri dari jumlah korban meninggal dunia 131, jumlah korban luka 547,” ungkap Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo dalam keterangannya, Jumat (7/10).
Klub PERSIS Solo mengeluarkan pernyataan resmi terkait peristiwa itu. PERSIS menyampaikan rasa turut berduka cita kepada pihak korban. Selain itu, Laskar Sambernyawa menuntut untuk segera adanya pertanggungjawaban dan evaluasi menyeluruh untuk sepakbola Indonesia di masa depan.
PERSIS menuntut beberapa hal sebagai berikut:
1. Adanya forum lintas klub, panpel, dan aparat berwenang yang diinisiasi oleh operator liga dan federasi, untuk membahas reformasi standar operasional keamanan di dalam dan di luar stadion.
2. Adanya pihak yang harus bertanggungjawab atas insiden di Kanjuruhan, serta diproses hukum secara transparan dan seadil-adilnya.
3. Peniadaan jam kick-off yang terlalu malam, agar meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan. Federasi, operator, dan official broadcast harus mempertimbangkan rekomendasi dari klub yang berkoordinasi dengan panitia pelaksana dan aparat setempat.
4. Adanya reformasi sistematik di dalam kepengurusan ekosistem sepakbola Indonesia sebagai bentuk respons atas insiden yang terjadi di Kanjuruhan, sekaligus bertujuan untuk melakukan evaluasi menyeluruh demi masa depan sepakbola Indonesia yang lebih baik.
5. Jika tuntutan tersebut urung bisa dipenuhi, PERSIS mengajukan mosi tidak percaya sebagai pernyataan sikap klub.
Tuntutan Laskar Sambernyawa yang terdiri dari beberapa hal tersebut memiliki tujuan dan arti nilai yang sangat baik untuk perbaikan serta pengelolaan sepak bola Indonesia di masa depan.
(Auriga Hendrawan)