SAMBERNYAWA.COM – Pelatih Persis Solo, Milomir Seslija, mengakui bahwa kekalahan yang dialami anak asuhnya saat melawan Persija Jakarta pada laga pekan ke-31 BRI Liga 1 2023/2024 tak terlepas dari buruknya kemampuan lini depan dalam memaksimalkan peluang.
Persis Solo harus mengakui keunggulan Persija Jakarta dengan skor 0-1 saat berjumpa di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Rabu (17/4/2024). Satu-satunya gol pada laga ini dicetak oleh Marko Simic pada menit ke-79.
Baca Juga: Hadapi Persija, Milo Ingin Persis Lanjutkan Tren Positif
Milomir Seslija mengatakan, kekalahan ini tak terlepas dari kegagalan para pemain dalam mengonversi peluang menjadi gol. Dua striker yang berduet di lini serang, David Gonzales dan Arkhan Kaka, memang mengalami kebuntuan.
Khusus Kaka, striker berusia 16 tahun ini sebetulnya sempat mendapat beberapa kesempatan emas. Sayangnya, Kaka gagal memaksimalkannya dengan baik sehingga peluang Laskar Sambernyawa menjebol gawang lawan harus sirna.
Milo pun memberikan pembelaan untuk pemain asal Blitar itu. Di usianya yang masih sangat muda, wajar jika Kaka belum mampu mengambil keputusan dengan baik. Striker Timnas Indonesia U-20 itu masih butuh jam terbang untuk menambah pengalaman.
“Mereka striker yang berkualitas. Kaka adalah penyerang masa depan meskipun dia membuang beberapa peluang. Kami masih berusaha untuk terus mengembangkan dia. Dia masih muda,” ujar Milo dalam sesi konferensi pers pascapertandingan, Rabu (17/4/2024).
Baca Juga: Persija dan Persis Sama-Sama Pincang: Banyak Pemain Hilang, Kekuatan Berkurang
“Jika Kaka mulai mendapatkan kesempatan bermain yang lebih banyak, saya yakin dia akan mencetak gol. Pada laga ini, jika kalian membuang peluang, dan tiba-tiba striker lawan mencetak gol, ya kami harus kalah,” tambahnya.
Persis Bermain Lebih Baik
Terlepas dari situasi ini, pelatih berusia 59 tahun itu sebetulnya merasa Persis bermain lebih baik walaupun harus tampil dengan 10 pemain.
Peluang yang diciptakan Alexis Messidoro dkk juga lebih bagus. Namun, lagi-lagi masalahnya ialah ketajaman lini depan.
“Saya merasa kami peluang yang lebih baik dan permainan yang bagus. Namun, dalam sepak bola, ketika kami merasa permainan belum berakhir, padahal sebetulnya belum berakhir. Saya pikir kami harus memiliki penyelesaian akhir yang lebih baik,” ujarnya.
Pelatih asal Bosnia-Herzegovina itu enggan berbicara terlalu banyak soal insiden kartu merah yang diterima Gavin Kwan Adsit pada pertengahan babak pertama. Sebab, dia belum melihat tayangan ulang dari kejadian ini.
“Soal insiden kartu merah, saya tidak bisa banyak berkomentar apakah Gavin benar-benar layak mendapatkan kartu merah atau tidak. Karena, saya berada di bench saat kejadian itu terjadi,” ujarnya.
Baca berita Sambernyawa.com lainnya di Google News