Mengembalikan Kejayaan Laskar Sambernyawa

Bicara tentang nama besar maupun raihan prestasi, Persis Solo sejatinya sejajar dengan klub-klub kasta tertinggi macam Persija Jakarta, Persib Bandung, atau Persebaya Surabaya, tim yang pernah berpredikat sebagai kampiun Liga Indonesia.

Era perserikatan menjadi masa kejayaan Laskar Sambernyawa (julukan Persis) sejak berdiri pada tahun 1923, sudah tujuh predikat juara tersemat dalam rentang tahun 1935 hingga 1945. Tapi selepas itu Persis seperti hilang kuasa untuk menjadi peraih gelar tertinggi, bahkan hingga era Liga Indonesia nama besarnya seakan tenggelam.

Di suatu malam hari Rabu tanggal 22 Desember 2021, Persis berhasil memenangkan laga pamungkas babak perempat final melawan Persiba Balikpapan dengan skor 2-0. Kemenangan di Cibinong itu menjadi modal penting Persis Solo untuk melaju ke babak semifinal Liga 2 2021. Rekor buruk sepanjang lima tahun kebelakang yang tak pernah lolos ke semifinal, berhasil dipupus Eky Taufik dan kawan-kawan.

Seperti mengulang musim 2005, yang menjadi penanda awal kebangkitan kembali Persis di era millenium. Berkompetisi di Divisi 2 saat itu, Persis mendapat dukungan penuh Pemerintah Kota Surakarta dan mulai mendapat perhatian dari publik kota Solo yang saat itu vakum tontonan sepak bola sepeninggal Persijatim Solo FC yang hijrah ke Palembang.

Diperkuat mantan bek Timnas Indonesia, Agung Setyabudi, Persis mendapat keuntungan naik ke Divisi 1 setelah PSSI menambah jatah tim promosi. Sejatinya Persis gagal promosi karena di babak penyisihan tertahan di urutan ketiga klasemen akhir.

Satu musim di Divisi 1, Persis berhasil naik kasta ke Divisi Utama dibawah racikan pelatih Hanafi. Pelatih asal Jawa Timur itu sukses membawa Persis menjadi runner-up Divisi 1 2006 dan lolos ke kasta tertinggi.

Ada hal menarik pada tim Persis Solo musim 2006 jika dihubungkan dengan masa sekarang. Persis kini dimiliki Kaesang Pangarep, anak bungsu Presiden Jokowi ini bersama pengusaha Kevin Nugroho dan Menteri BUMN Erick Thohir mengambil alih pengelolaan Persis dari pemilik lama. Sewaktu Persis berhasil menjadi runner-up Divisi 1 2006, saat itu Jokowi yang masih menjadi Wali Kota Surakarta ikut mengangkat piala dalam suatu momen perayaan Persis yang berhasil naik kasta.

Uniknya ada salah satu pemain yang memperkuat Persis musim 2006, saat ini juga kembali menjadi bagian dari skuat asuhan pelatih Eko Purdjianto. Ialah Wahyu Tri Nugroho kiper gaek kelahiran Sukoharjo, yang posisinya hampir tidak tergantikan sebelum Persis akhirnya memboyong Harlan Suardi dari Jepara.

Mungkin saat ini bisa dibilang momentum untuk mengembalikan kejayaan Laskar Sambernyawa, klub yang usianya sudah hampir satu abad. Karena sejatinya, satu kaki Persis sudah didalam kotak untuk lolos ke Liga 1, cukup menang di semifinal sudah pasti naik ke kasta tertinggi. Tapi itu dirasa belum cukup, publik Solo sudah rindu tim ini menjadi juara. Promosi sekaligus menjadi kampiun, tentu jadi kebanggaan tersendiri bagi suporter Persis Solo dan publik Solo Raya.

Dalam bahasa Jawa ada istilah “othak athik gathuk” yang jika diartikan kurang lebih sama dengan istilah cocoklogi. Mungkinkah cocoklogi antara Kaesang dengan Bapaknya yang mengangkat piala bisa terulang? atau kembalinya Wahyu Tri, salah satu pemain yang pernah membawa Persis naik kasta bisa membawa tuah baik bagi Laskar Sambernyawa? Siapa yang tahu, namanya juga cocoklogi… emot api, emot api, emot api…

(Isnu Haryanto/ Foto: dok.Nanang Rahardian)

1 Comment

  • Posted 26/12/2021 12:17 0Likes
    by R Tito Nugroho

    Amin, semoga kejayaan menyertai Laskar Sambernyawa

Leave a comment

Sign Up Now

Become a member of our online community and get tickets to upcoming matches or sports events faster!