
SAMBERNYAWA.COM – Inilah Salah Satu Pemain yang Pernah Memperkuat ARSETO dan PERSIS . Ahmad Arif adalah salah satu sosok pemain sepak bola di Kota Solo. Uniknya pemain ini dapat memperkuat dua tim berbeda di Kota Batik yaitu Arseto dan PERSIS.
Awalnya ia lebih dahulu memperkuat PERSIS di tahun 1994 – 1995 pada babak penyisihan. Kemudian Ahmad Arif pindah menuju Arseto melalui tahap seleksi yang saat itu pelatihnya adalah Harry Tjong, yang merupakan bapak dari Eduard Chong.
Baca Juga : Kilas Balik: Haryadi Kapelo ‘Si Tendangan Geledek’
Ahmad Arif menganggap PERSIS dan Arseto adalah bagian sejarah untuk dirinya.
“Dua – duanya suka karena itu sejarah hidup, kalau di Arseto banyak dihuni pemain bintang,” jelas Ahmad Arif dalam acara Jagongan Sambernyawa.
Saat itu untuk menggapai cita – citanya Ahmad Arif tak sekedar bermain bola saja, ia tetap memprioritaskan pendidikannya sampai perguruan tinggi.
“Bermain bola sambil kuliah di Asmi,” jelas Ahmad Arif.
Beroperasi pada posisi di lini belakang adalah peran utama yang dijalani oleh pemain asli Gotri, Jepara ini. Ia mengenang penyerang tajam dan susah dihadapi saat itu ketika masih aktif sebagai pemain profesional.
“Sutiyono Striker persib paling susah, Michael Babuake dari Niac Mitra Surabaya dia powernya sangat kuat,” jelasnya.
Kelahiran Jepara
Ahmad Arif sempat berkesempatan memperkuat tim kelahirannya yaitu Laskar Kalinyamat PERSIJAP Jepara. Namun karirnya di bumi Kartini cukup singkat yang membuat ia kembali ke kota Solo.
“Setelah 1998 ke Jepara divisi 1 hanya 1 musim balik ke Solo, karena seperti rumah sendiri,” ucap pria yang juga menjadi pelatih muda dari Pandanaran Boyolali ini.
Karir paling cemerlang Ahmad Arif yang tak bisa dilupakan baginya tentu saat membela tim Biru Langit Arseto Solo. Ia mengenang mes di Arseto yang cukup horor.
“Mes Arseto di Kadipiolo terkenal horor pernah melihat sekali, di kamar mas Agung ada anak nangis,” katanya sambil bercanda.
Dapat menembus skuad utama dan bermain regular untuk Arseto adalah pencapaian yang tak mudah.
“Pengalaman saat di Arseto bisa main di kompetisi pertama, main terus hanya absen sekali,” terangnya.
Ketika memutuskan pindah kembali tim sekota dengan PERSIS Solo, Ahmad Arif belajar dari pemain senior yang sudah ada sebelumnya.
Baca Juga : PERSIS Resmikan Moussa Sidibé Isi Slot Asing
“Di PERSIS ada banyak senior seprti mas Kisno, Totok,” lanjut Ahmad Arif.
Sang legenda hidup sepak bola Kota Solo ini mengakhiri karir di tim Laskar Pandanaran PERSEBI Boyolali sekaligus mengawali karir melatih disana.
“Karir berakhir di PERSEBI Boyolali, 2017 mengawali karir kepelatihan di juga PERSEBI,” ucapnya.
Ahmad Arif sampai saat ini masih mengikuti perkembangan sepak bola khususnya tim PERSIS Solo.
“PERSIS Solo saat ini Istimewa, eksklusif artinya high class, termasuk tim atas,” jelas Ahmad Arif.
Ahmad Arif berpesan kepada banyak pemain muda untuk disipin menghadapi persaingan sepak bola saat ini.
“Harapan untuk pemain muda harus disiplin apalagi persaingan semakin banyak,” Tutup Ahmad Arif.
Baca berita Sambernyawa lainnya di Google News