
SAMBERNYAWA.COM – Larangan kehadiran suporter tamu yang masih diberlakukan operator kompetisi, I.League, pada ajang BRI Super League 2025/2026 mendapatkan tanggapan dan respons yang kritis dari suporter Persis Solo.
Kepastian soal larangan suporter away ini disampaikan langsung oleh Direktur Utama I.League, Ferry Paulus. Menurut dia, operator kompetisi akan berjuang agar aturan kehadiran suporter tamu pada Super League 2025/2026 ini bisa segera dicabut.
Baca Juga: Persis Solo Gelar Seleksi Akademi Usia Muda Jelang Musim 2025/2026
“Masih belum diizinkan, masih seperti yang lalu, tetapi kami akan terus berupaya supaya mendapatkan ruang dan izin dari sana. Bisa mungkin tiga hingga empat bulan yang akan datang. Mudah-mudahan,” kata Ferry Paulus.
“Sebetulnya, sebelum penutupan musim kemarin, liga sudah memberikan lampu hijau. Makanya kami sangat senang. Kemudian, kami juga sudah melaporkan bahwa kami telah berkomunikasi dengan pihak kepolisian. Dan kepolisian pada intinya menunggu keputusan dari FIFA dan semua responsnya positif,” lanjut dia.
Respons Suporter Persis
Berlakunya larangan kehadiran suporter tamu yang masih berlaku ini mendapatkan respons keras dari perwakilan Ultras 1923, Beto. Dengan demikian, ini menjadi musim keempat pemberlakuan larangan tersebut.
Padahal, kata Beto, pihak berwenang sudah sempat mengisyaratkan apabila larangan ini akan dihapuskan pada musim 2025/2026. Sayangnya, janji ini tak kunjung terealisasi meskipun berbagai fenomena perdamaian telah menyebar dalam mendamaikan konflik.
“Larangan away pada Super League 2025/2026 adalah pengingkaran untuk ke sekian kali dari PSSI maupun PT. LI kepada suporter seluruh Indonesia. Pada kompetisi 2024/2025 sempat dikatakan bahwa akan jadi akhir larangan away di Liga Indonesia,” kata Beto.
“Pada awal musim 2025/2026 ternyata tidak terealisasi. Di pertengahan putaran pertama, ada angin segar yang akan memberi kelonggaran pada suporter yang tidak memiliki catatan pertikaian atau kerusuhan dan lagi-lagi tidak terealisasi.“
Selanjutnya Minim Bukti Konkret ►
Minim Bukti Konkret
Beto menjelaskan, pihak operator selalu merujuk pada keputusan FIFA soal penetapan larangan ini. Namun, ketika perwakilan suporter meminta bukti konkret tersebut, pihak I.League tidak dapat menunjukkannya.
“Beberapa hari kemarin, Ferry Paulus juga memberi informasi yang sama. Tinggal pematangan konsep dengan klub dan pihak keamanan. Tapi, kembali lagi, tidak terealisasi. Dalam rilis kemarin disebutkan FIFA yang tidak menyetujui suporter untuk melakukan kunjungan tandang,” kata dia.
“Pertanyaannya adalah FIFA yang mana? Karena saat perwakilan PNSSI sebagai wadah suporter Liga Indonesia yang mencakup Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 meminta bukti keputusan itu dari rekomendasi FIFA, mereka tidak bisa menunjukkan,” imbuhnya.
Baca Juga: Jadwal Persis Solo selama Bulan Agustus di Super League 2025/2026
Beto mengatakan, suporter harus segera mengambil sikap untuk merespons larangan semacam ini. Penolakan terhadap kebijakan larangan away mesi digencarkan, asalkan tetap berkomitmen untuk menjaga kondusivitas.
“Sepertinya sudah saatnya suporter bergerak menolak larangan away tahun ini, dengan berani menerima suporter tamu dengan catatan tetap menjaga kondusivitas sebelum, saat, dan sesudah pertandingan,” kata perwakilan Ultras 1923 itu.
Karena, kalau hanya tunduk, tidak akan ada percontohan bahwa suporter layak melakukan away. Dimulai dari menerima teman-teman suporter yang berhubungan baik dan bisa saling menjaga kondusivitas.” Tambahnya.
Fenomena Perdamaian Suporter
Sementara itu, perwakilan Garis Keras Sambernyawa, Tri Jatmiko, juga mempertanyakan dasar utama dari pemberlakuan larangan ini. Padahal, pada ajang pramusim, Piala Presiden 2025, suporter tamu tetap bisa hadir.
Menurut dia, pelarangan semacam ini membuat ajang Super League 2025/2026 menjadi kurang menarik. Sebab, sejumlah kelompok suporter yang selama ini berkonflik telah berdamai sejak meletusnya Tragedi Kanjuruhan.
“Ya, kalau suporter masih dilarang away, rasanya masih kurang. Jika diibaratkan masakan, rasanya kurang asin atau kurang manis. Apakah itu keputusan yang tepat? Kemarin Piala Presiden boleh ada away, sedangkan liga belum boleh,” kata Tri Jatmiko.
Baca Juga: Persis Solo Masih Proses Negosiasi Tambah Satu Amunisi Impor untuk Perkuat Lini Depan
“Semenjak ada Tragedi Kanjuruhan kan sudah banyak suporter yang damai dan tidak ada gesekan antarsuporter. Masa masih dibuat larangan tanpa suporter tamu? Liga tanpa suporter tamu yang bisa bertandang rasanya lucu,” imbuhnya.(**)
Baca berita Sambernyawa.com lainnya di Google News
