SAMBERNYAWA.COM – Pelatih Persis Solo, Peter de Roo, menyoroti beberapa kesalahan yang dilakukan anak asuhnya sehingga harus berbagi poin dengan PSBS Biak pada laga pekan ketiga BRI Super League 2025/2026.
Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Sabtu (23/8/2025) malam WIB itu, Persis Solo harus puas mendapatkan satu poin setelah mengimbangi PSBS Biak dengan skor 1-1.
Dua gol yang dicetak Laskar Sambernyawa pada laga ini dicatatkan oleh Sho Yamamoto (9’) dan Jordy Tutuarima (79’). Sementara itu, dua gol tuan rumah dicetak Ruyery Alfonso (33’) dan Clauiio Lucas Dos Santos (69’).
“Ini adalah pertandingan yang sulit. Saya melihat sejak awal bahwa kami bisa mengendalikan permainan, lalu bisa mencetak gol cepat. Saya pikir pasti itu akan terjadi,” ujar Peter de Roo dalam konferensi pers, Sabtu (23/8/2025).
“Namun, saya pikir setelah mencetak gol, intensitas kecepatan dan permainan kami malah mengalami penurunan. Bahkan, kecepatan berpikir para pemain juga seperti mengalami penurunan,” lanjut dia.
Menurut Peter, penurunan intensitas inilah yang membuat PSBS Biak bisa mengendalikan permainan. Juru taktik asal Belanda itu juga menyoroti sejumlah kesalahan konyol dan tak perlu dari anak asuhnya.
“Dan itulah yang membantu lawan kembali dalam permainan karena melakukan kesalahan sendiri yang konyol dan tidak perlu. Kemudian, kami malah kebobolan dan menutup babak pertama dengan skor 1-1,” ujar dia.
“Saya harus mengatakan bahwa 10 hingga 15 menit terakhir sebelum waktu istirahat, kami berhasil mendapatkan kembali kontrol permainan. Lalu, babak pertama berakhir imbang,” tambahnya.
Peter mengakui, PSBS sempat bermain cukup agresif setelah turun minum. Ini memang membuat Persis kewalahan. Namun, saat sudah mengambil alih kendali permainan, kondisinya sudah tertinggal 1-2.
“Dari pengamatan saya, kubu lawan bermain lebih agresif pada babak kedua dan kami sempat mengalami kesulitan menghadapi itu selama beberapa saat dan akhirnya malah kembali kebobolan,” ujar dia.
“Setelah itu, kami juga bisa kembali mengontrol permainan. Namun, di saat yang sama, kami sudah tertinggal 1-2. Jadi, saya pikir kami harus menerima hasil pertandingan ini,” Peter melanjutkan.
Peter berharap, dua momen krusial yang membuat Laskar Sambernyawa kesulitan pada laga ini bisa menjadi pelajaran berharga. Sebab, momen inilah yang membuat anak asuhnya kehilangan kontrol dan akhirnya kebobolan.
“Kami harus melihat kembali apa yang terjadi, terutama momen setelah kami mencetak gol dan ketika kami keluar dari ruang ganti. Sebab, ada dua momen di mana kami benar-benar tidak bisa mengendalikan permainan ini,” kata dia.